Dutch Innovation, in My Opinion

Rethink of Water Management Concept, Indonesia could be?
Rizki Dinar Winiar

“The Dutch consumer stil doesn’t pay an extraordinary amount of money for its drinkwater, but keeping the quality of drinking water at a constant level, while the concentration of pollutants become higher and higher and will unavoidably result in higher costs in the future.” (www.waterland.net)

Wow!
Jadi penasaran... gimana sih emangnya “water management” yang terkenal dari negeri kincir angin ini? Sudah lama juga aku sebagai salah satu ‘anak bangsa’ kepingin tau tentang tata cara kelola air di sana. Soalnya, di Jakarta, aku masih menemukan sudut-sudut yang kelebihan air (alias kebanjiran) sekaligus yang kekurangan air bersih (kawasan kampung nelayan angke dan pinggiran pantai Jakarta Utara). Belum lagi, kalau musim panas datang, kadang pipa ledeng tidak mengucurkan air sama sekali...hmm, kira-kira kalian kepikiran hal itu juga ngga?

Di lihat dari letak geografisnya, sebagian besar dataran Belanda berada di bawah permukaan laut. Jika tidak dibuat tanggul, maka 2/3 daratan Belanda akan rutin terkena banjir. Oleh karenanya, sejak abad ke -9, tata kelola air sudah sangat diperhatikan. Apa pentingnya air? Kita semua tahu, dalam kitab suci sudah dijelaskan bahwa dengan air Tuhan menciptakan kehidupan. Maka tata kelola air sangatlah penting untuk memastikan kecukupan dan kualitas air, dalam memenuhi berbagai kebutuhan kehidupan (rumah tangga, pertanian, industri, budaya dsb).



canal view - Amsterdam
Courtesy of: Pak Dian Sidik (Dosen FKM UNHAS)

Jaman dulu kala, kira-kira sampai abad ke 13, kebanyakan orang ‘Belanda’ mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi untuk menghindari banjir, yang biasanya mereka sebut ‘terpen’. Tapi pada tahun 1421, terjadilah banjir bandang yang mengakibatkan puluhan ribu orang tewas. Peristiwa ini dikenal dengan St. Elizabeth Deluge.

Dan inovasi itu pun dimulai...
Pintu air dan tanggul untuk lahan gambut dibangun, utamanya dibangun di sekitar danau yang mereka sebut ‘polders’ untuk kebutuhan pertanian, rekreasi, industri dan tempat tinggal. Saat yang sama, pembangunan kincir angin untuk drainase danau juga giat dilaksanakan. Tidak banyak orang yang tahu kalau kincir angin ini memegang peranan penting dalam manajemen air. Windmill adalah pumping station negeri Belanda. Proyek besar yang pernah dilakukan adalah mengeringkan 18.000 hektar danau menjadi bandara Schipol! Dan menutup koneksi antara laut utara dan Belanda bagian tengah untuk mengurangi resiko banjir.


Windmill
Courtesy of: asnailstale.wordpress.com/2009/0...ew-home

Seriusnya Pemerintah Belanda mengatasi masalah banjir yang mengancam adalah dengan menaikkan tanggul menjadi delta. Bukan hanya menahan banjir, tapi delta harus mampu menahan badai lonjakan air. Selain itu, berbagai inovasi untuk memberikan ‘ruang’ bagi air tetap dilaksanakan hingga saat ini.

dykes/tanggul
Courtesy of: bugbog.com/.../netherlands_pictures_dr

Menurutku, tata kelola air bukan berarti hanya mengurusi kelokan sungai, danau dan laut, tapi juga memelihara kualitas airnya. Dan Belanda, menjadi salah satu negara yang memberlakukan ‘pencucian limbah industri’ agar menjadi ‘normal’ masuk kembali ke dalam ‘water life cycle.’ Salah satu contoh baik adalah dengan metode Membrane Bioreactor Technique (MBR), desalinasi, desinfektan teknik untuk pengolahan air limbah, teknologi Nereda (penggunaan lumpur granula unik aerobik biologis sebagai metode pemurnian air) dan Sharon Anammox. Yang terakhir disebut inilah yang membuatku begitu ‘curious’ dan takjub, mungkin karena namanya seperti nama orang ya, hehehe.

Sharon Anammox terdiri dari 2 langkah proses Biologi menggunakan bakteri anammox yang dapat mengkonversi amonia menjadi gas nitrogen dengan cara yang sangat hemat energi. Efisiensinya hingga 60% dibandingkan dengan metode konvensional sederhana. Hebat ya! Sharon Anammox merupakan hasil kerjasama konsultan dan pemasok teknologi Belanda, serta 2 universitas di Belanda yang telah berhasil mengujinya di Rotterdam, Belanda.


Sharon Anammox

Courtesy of: waterland.net/gfx/content/1964.01%20Zhew-02ANAMMOX.jpg

Saat ini, Belanda telah menjadi salah satu negara terbaik dalam hal penyediaan air bersih dan sehat bebas klorin, bebas komponen biologis dan aman untuk diminum. Di Belanda, mendapatkan air bersih langsung minum juga dijamin penuh selama 24 jam, karena di setiap sudut jalan, tap atau keran-keran air dipantau, baik ketersediaannya, aspek fisiologisnya, kualitas permukaan airnya, semuanya under control pihak yang berwenang. Termasuk pemantauan jalan-jalan air dan kanal.

Salah satu temanku yang mendapat kesempatan belajar di Royal Tropical Institute (KIT), bilang kalau pemantauan air ini juga dilakukan sebagai salah satu upaya pengamatan dan pencegahan terhadap ‘water borne disease’ atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen dan ditularkan melalui air yang dikonsumsi, seperti kolera dan diare.

What a good job!
Seandainya saja Indonesia, khususnya ibukota kita tercinta, Jakarta bisa belajar banyak dari ‘nenek buyutnya’ ini, sehingga kita tak perlu lagi merasa ‘worry’ kalau volume hujan meningkat atau kemarau panjang datang. Seandainya saja, kita bisa menemukan air bersih yang bisa langsung diminum setiap saat di banyak tempat tanpa rasa ragu dan was-was. Hmm, bukankah negeri kita ini dikenal dengan negeri bahari yang harusnya identik dengan laut dan air? Mudah-mudahan saja suatu hari nanti, bangsa ini bisa mengadopsi inovasi tata kelola air yang sudah dilakukan oleh negeri seribu kincir angin itu. (RDW)

Sumber Ref: www.rnw.nl, www.waterland.net, wikipedia, www.saxion.edu, story of Mr. Abdur Rahman and team during short course trip in Netherland.

Next:
Mengenal kemajuan ilmu kesehatan di negeri Belanda.

Repost : Facebook


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 komentar:

Ainun said...

Keberhasilan Negeri Belanda dapat kita lihat dari pembangunan sistem pengairan mereka,jadi tak heran mengapa di belanda masih banyak tempat-tempat yang sejuk dan asri, bahkan berbagai macam jenis tanaman dan bunga dengan aneka warnanya.
Hebat, hal ini perlu kita jadikan acuan u/sistem di negara kita juga..Indonesia ^_^

kireina said...

SETUJUUUUU ^^ Sebenarnya Indonesia punya begitu banyak alam yang indah dan berwarna.. akan lebih baik kalau itu semua terpelihara dengan sistem yg baik...makasih ya mba atas commentnya ^^

fajrin said...

water management di Belanda memang lebih dari sekedar mengatur luapan air ke daratan, tp juga kualitasnya..saya melewatkan analisa ini dalam tulisan saya...*nice post :D

kireina said...

@fajrin : makasii ya, heehehe... tapi tulisanmu bagus and lengkap kok,, ^^ kalo kita melihat dari sudut pandang yg agak berbeda itu cuma soal 'taste' ajah hehehe... thx ya fajrin

Post a Comment